ROH KEBERHASILAN DAN MATINYA MANAJEMEN
ROH KEBERHASILAN DAN MATINYA MANAJEMEN
ROH KEBERHASILAN DAN MATINYA MANAJEMEN
Di masa krisis, strategi bisnis mati, kiat bisnis lumpuh, dan teknik-teknik manajemen terpuruk tak berguna. Mengapa? Karena semua hal itu mengasumsikan iklim bisnis dan sosial yang relatif stabil.
Paul Krugman dari MIT, orang pertama yang pada 1994 meramalkan krisis ekonomi Asia, berpendapat bahwa krisis multidimensional di Indonesia sudah mencapai taraf yang sangat parah, sehingga dia menganjurkan pemerintah melakukan kontrol devisa dengan nilai tukar tetap. Apa artinya? Ilmu lama dengan asumsi lama sudah mati, dan harus dicari ilmu baru yang berpijak pada realitas baru.
Realitas baru adalah peralihan bergejolak yang bersifat volatile bagai sungai di muara. Tidak lagi tawar namun belum asin. Tidak lagi Orde Baru namun belum Orde Reformasi. Akibatnya orang pada takut, bingung, dan lumpuh.
Selanjutnya, terjadi kematian-kematian dalam arti luas. Usaha bangkrut, jalur distribusi lama lenyap, jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Tetapi, haruskah kita juga mati? Apakah kemanusiaan kita harus degradasi ke tingkat hewani dengan menjadi pencuri, penjarah, perampok, penyelundup dan manipulator? Haruskah ketakutan kita diwujudkan dengan keserakahan, kekerasan dan pembutaan nurani? Sayangnya, itulah yang terjadi.
Maka saya ingin mengajak Anda melalui mimbar ini untuk melawan kekuatan destruktif tersebut. Saya ingin katakan bahwa jalan sebaliknya masih terbuka. Marilah! Jangan menjual jiwa kita demi setumpuk sembako. Marilah kita ingat, bahwa hidup ini lebih besar daripada hantaman krisis. Hidup kita lebih berharga daripada emas segunung. Lagipula, hidup ini bukanlah milik kita. Kita harus yakin, hidup kita selalu dipelihara oleh Sang Pemilik Hidup.
Saya ingin katakan, krisis ini tak akan mematikan kita. Krisis ini cuma memurnikan hidup kita. Pemilik Hidup ini rindu agar roh dan jiwa kita jangan lagi dikotori dengan ketamakan, keangkuhan dan keduniawian. Dia adalah Pandai Emas yang memurnikan jiwa kita dengan api krisis. Dia sedang bekerja di Republik ini supaya manusia Indonesia menjadi jiwa-jiwa baru yang tangguh dan unggul di abad ke-21 ini.
Namun Dia perlu kerjasama kita. Jika kita menolak dan memilih menjadi degraded man, maka kita hanya menjadi sampah abad ke-21. Sebaliknya, jika kita mau bertaqwa, maka kita akan mewarisi abad ke-21.
Bertaqwa berarti setia pada kebenaran moral di semua bidang: personal, interpersonal, profesi, sosial, ekonomi, moneter ataupun politik.
Setia pada kebenaran memerlukan kekuatan hati dan komitmen untuk menolak segala sesuatu yang gelap. Bagi sebagian orang, menolak yang gelap ini berarti sebuah pengorbanan, karena selama ini mereka telah menikmati banyak hal dalam kegelapan itu. Mereka bahkan merasa aman dalam gelap itu! Akan tetapi itu merupakan pilihan yang menghancurkan kita semua. Saya yakin dalam hati mereka yang terdalam, hati nuraninya masih bersuara. Dan suara hati inilah yang harus kita patuhi agar kita hidup, termasuk anak-anak dan cucu kita.
Kita harus yakin bahwa Sang Pemberi hidup pasti menolong dan menguatkan kita. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk melangkah dan memberikan tangan kita untuk dituntunNya. Mungkin perusahaan Anda sudah bangkrut dan Anda menganggur. Akan tetapi, janganlah takut! Percayalah! Dia sebentar lagi akan memberi sumber nafkah baru. Teruslah berusaha dan mencari. Pertahankan harapan Anda, berdoalah, dan tetaplah pro-aktif.
Perusahaan Anda mungkin semakin melemah. Jangan panik! Berpikirlah terang, ubah cara kerja dan hematlah. Mari kita berpikir kreatif-inovatif. Pandanglah ke depan. Teguhkanlah hati Anda. Jangan turunkan semangat dan mutu kerja. Tetaplah layani konstituen Anda.
Secara khusus, di saat krisis Anda membutuhkan etos kerja baru. Studi kami menunjukkan, bahwa etos kerja baru ini, jika dihayati, mampu menyediakan semangat juang tinggi, motivasi kerja unggul, dan roh keberhasilan baru untuk rawe-rawe rantas malang-malang putung sehingga kita sukses di abad ke-21 ini dengan selamat dan menang.
8 Etos Kerja Profesional
Etos kerja merupakan keyakinan fundamental pada kebenaran tentang kerja yang diejawantahkan dalam perilaku kerja yang konsisten. Studi PT Spirit Mahardika menemukan ada delapan etos kerja profesional yang amat dibutuhkan oleh bangsa kita dewasa ini di segala lapangan. Kedelapan etos kerja tersebut, yakni:
Etos 1: Kerja adalah rahmatku, sehingga aku harus bekerja dengan tulus penuh rasa syukur.
Etos 2: Kerja adalah amanahku, sehingga aku harus bekerja dengan benar penuh integritas.
Etos 3: Kerja adalah panggilanku, sehingga aku harus bekerja dengan tuntas penuh tanggung jawab.
Etos 4: Kerja adalah ucapan aktualisasi diriku, sehingga aku harus bekerja keras penuh semangat.
Etos 5: Kerja adalah ibadahku, sehingga aku harus bekerja dengan serius penuh pengabdian.
Etos 6: Kerja adalah ungkapan rasa seniku, sehingga aku harus bekerja dengan kreatif penuh sukacita.
Etos 7: Kerja adalah kehormatanku, sehingga aku harus bekerja dengan unggul penuh ketekunan.
Etos 8: Kerja adalah pelayananku, sehingga aku harus bekerja dengan sempurna penuh kerendahan diri.
Semua perangkat etos kerja tersebut didasarkan pada kekuatan moral yang berpusatkan kebenaran. Jika dihayati, maka ia akan membangun karakter unggul dalam diri kita, dan pada gilirannya membawa keberhasilan hidup yang sejati. Itulah mahardika!
Mengapa Anda tidak mencobanya? Kami siap membantu Anda!
* Jansen H Sinamo dikenal sebagai Mr. Etos dan pendiri Institute Dharma Mahardika.
Di masa krisis, strategi bisnis mati, kiat bisnis lumpuh, dan teknik-teknik manajemen terpuruk tak berguna. Mengapa? Karena semua hal itu mengasumsikan iklim bisnis dan sosial yang relatif stabil.
Paul Krugman dari MIT, orang pertama yang pada 1994 meramalkan krisis ekonomi Asia, berpendapat bahwa krisis multidimensional di Indonesia sudah mencapai taraf yang sangat parah, sehingga dia menganjurkan pemerintah melakukan kontrol devisa dengan nilai tukar tetap. Apa artinya? Ilmu lama dengan asumsi lama sudah mati, dan harus dicari ilmu baru yang berpijak pada realitas baru.
Realitas baru adalah peralihan bergejolak yang bersifat volatile bagai sungai di muara. Tidak lagi tawar namun belum asin. Tidak lagi Orde Baru namun belum Orde Reformasi. Akibatnya orang pada takut, bingung, dan lumpuh.
Selanjutnya, terjadi kematian-kematian dalam arti luas. Usaha bangkrut, jalur distribusi lama lenyap, jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Tetapi, haruskah kita juga mati? Apakah kemanusiaan kita harus degradasi ke tingkat hewani dengan menjadi pencuri, penjarah, perampok, penyelundup dan manipulator? Haruskah ketakutan kita diwujudkan dengan keserakahan, kekerasan dan pembutaan nurani? Sayangnya, itulah yang terjadi.
Maka saya ingin mengajak Anda melalui mimbar ini untuk melawan kekuatan destruktif tersebut. Saya ingin katakan bahwa jalan sebaliknya masih terbuka. Marilah! Jangan menjual jiwa kita demi setumpuk sembako. Marilah kita ingat, bahwa hidup ini lebih besar daripada hantaman krisis. Hidup kita lebih berharga daripada emas segunung. Lagipula, hidup ini bukanlah milik kita. Kita harus yakin, hidup kita selalu dipelihara oleh Sang Pemilik Hidup.
Saya ingin katakan, krisis ini tak akan mematikan kita. Krisis ini cuma memurnikan hidup kita. Pemilik Hidup ini rindu agar roh dan jiwa kita jangan lagi dikotori dengan ketamakan, keangkuhan dan keduniawian. Dia adalah Pandai Emas yang memurnikan jiwa kita dengan api krisis. Dia sedang bekerja di Republik ini supaya manusia Indonesia menjadi jiwa-jiwa baru yang tangguh dan unggul di abad ke-21 ini.
Namun Dia perlu kerjasama kita. Jika kita menolak dan memilih menjadi degraded man, maka kita hanya menjadi sampah abad ke-21. Sebaliknya, jika kita mau bertaqwa, maka kita akan mewarisi abad ke-21.
Bertaqwa berarti setia pada kebenaran moral di semua bidang: personal, interpersonal, profesi, sosial, ekonomi, moneter ataupun politik.
Setia pada kebenaran memerlukan kekuatan hati dan komitmen untuk menolak segala sesuatu yang gelap. Bagi sebagian orang, menolak yang gelap ini berarti sebuah pengorbanan, karena selama ini mereka telah menikmati banyak hal dalam kegelapan itu. Mereka bahkan merasa aman dalam gelap itu! Akan tetapi itu merupakan pilihan yang menghancurkan kita semua. Saya yakin dalam hati mereka yang terdalam, hati nuraninya masih bersuara. Dan suara hati inilah yang harus kita patuhi agar kita hidup, termasuk anak-anak dan cucu kita.
Kita harus yakin bahwa Sang Pemberi hidup pasti menolong dan menguatkan kita. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk melangkah dan memberikan tangan kita untuk dituntunNya. Mungkin perusahaan Anda sudah bangkrut dan Anda menganggur. Akan tetapi, janganlah takut! Percayalah! Dia sebentar lagi akan memberi sumber nafkah baru. Teruslah berusaha dan mencari. Pertahankan harapan Anda, berdoalah, dan tetaplah pro-aktif.
Perusahaan Anda mungkin semakin melemah. Jangan panik! Berpikirlah terang, ubah cara kerja dan hematlah. Mari kita berpikir kreatif-inovatif. Pandanglah ke depan. Teguhkanlah hati Anda. Jangan turunkan semangat dan mutu kerja. Tetaplah layani konstituen Anda.
Secara khusus, di saat krisis Anda membutuhkan etos kerja baru. Studi kami menunjukkan, bahwa etos kerja baru ini, jika dihayati, mampu menyediakan semangat juang tinggi, motivasi kerja unggul, dan roh keberhasilan baru untuk rawe-rawe rantas malang-malang putung sehingga kita sukses di abad ke-21 ini dengan selamat dan menang.
8 Etos Kerja Profesional
Etos kerja merupakan keyakinan fundamental pada kebenaran tentang kerja yang diejawantahkan dalam perilaku kerja yang konsisten. Studi PT Spirit Mahardika menemukan ada delapan etos kerja profesional yang amat dibutuhkan oleh bangsa kita dewasa ini di segala lapangan. Kedelapan etos kerja tersebut, yakni:
Etos 1: Kerja adalah rahmatku, sehingga aku harus bekerja dengan tulus penuh rasa syukur.
Etos 2: Kerja adalah amanahku, sehingga aku harus bekerja dengan benar penuh integritas.
Etos 3: Kerja adalah panggilanku, sehingga aku harus bekerja dengan tuntas penuh tanggung jawab.
Etos 4: Kerja adalah ucapan aktualisasi diriku, sehingga aku harus bekerja keras penuh semangat.
Etos 5: Kerja adalah ibadahku, sehingga aku harus bekerja dengan serius penuh pengabdian.
Etos 6: Kerja adalah ungkapan rasa seniku, sehingga aku harus bekerja dengan kreatif penuh sukacita.
Etos 7: Kerja adalah kehormatanku, sehingga aku harus bekerja dengan unggul penuh ketekunan.
Etos 8: Kerja adalah pelayananku, sehingga aku harus bekerja dengan sempurna penuh kerendahan diri.
Semua perangkat etos kerja tersebut didasarkan pada kekuatan moral yang berpusatkan kebenaran. Jika dihayati, maka ia akan membangun karakter unggul dalam diri kita, dan pada gilirannya membawa keberhasilan hidup yang sejati. Itulah mahardika!
Mengapa Anda tidak mencobanya? Kami siap membantu Anda!
* Jansen H Sinamo dikenal sebagai Mr. Etos dan pendiri Institute Dharma Mahardika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar